HISTOPLASMOSIS, PENYAKIT BERBAHAYA AKIBAT JAMUR YANG KERAP TIDAK DISADARI PARA PEKERJA

histoplasmosis
getbatsout.com
Sumber: www.SafetySign.co.id

Siapa sangka jamur yang ada di dalam tanah ternyata bisa menyebabkan penyakit berbahaya, histoplasmosis. Apa itu histoplasmosis? Nama penyakit tersebut memang jarang sekali terdengar di telinga kita atau bahkan Anda baru mendengarnya kali ini. Histoplasmosis bukanlah penyakit menular, penyakit ini tidak dapat ditularkan dari orang yang terinfeksi ke orang lain. Histoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur histoplasma capsulatum


wildlifecontrolservicesct.com
Histoplasma capsulatum atau H.capsulatum, jenis jamur ini berkembang dalam tanah yang tercemar oleh kotoran burung, kelelawar dan unggas. Infeksi bisa menyebar melalui spora (debu kering) jamur yang dihirup saat bernapas. Spora ini sangat ringan, sehingga kotoran atau bahan terkontaminasi lainnya dapat mengapung di udara dan terhirup oleh manusia.


Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), seseorang yang kesehariannya bekerja di sekitar tanah atau berhubungan dengan tanah yang terkontaminasi jamur H.capsulatum dan memiliki kekebalan tubuh yang lemah, berisiko tinggi terkena histoplasmosis. Pekerja konstruksi dan pembongkaran bangunan, petani, pekerja pemeliharaan sistem pemanas dan pendingin udara, pekerja pengendalian hama, dan pekerja atap bangunan (roofer) memiliki risiko terbesar mengidap histoplasmosis.

Mengapa penyakit histoplasmosis bisa berbahaya dan apa saja gejala yang ditimbulkan?
Jamur ini dapat tumbuh dalam aliran darah seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau rusak. Setelah berkembang, infeksi dapat menyebar pada paru, kulit, dan kadang kala pada bagian tubuh yang lain. Penyakit ini lebih sering terjadi pada penderita infeksi HIV atau AIDS.
Histoplasma capsulatum
google.com
Bahayanya lagi, histoplasmosis juga dapat berpengaruh pada sumsum tulang, yang bisa mengakibatkan anemia, leukopenia (kurangnya sel darah putih), dan trombositopenia (kurangnya trombosit). Kebanyakan penderita mengalami penyakit paru serupa dengan TB dan bisa semakin bertambah parah bila tidak dilakukan penanganan tepat. Sampai dengan 20 persen penderita juga mengalami gejala kejiwaan akibat susunan saraf pusat (SSP) yang terkena dampak histoplasmosis.
Kebanyakan orang yang terkena histoplasmosis tidak menyadari kalau mereka terinfeksi, karena memang tidak menunjukkan tanda atau gejala yang signifikan. Gejalanya sering dianggap sebagai penyakit flu biasa. Gejala awal yang muncul memang serupa dengan penyakit flu ringan dan bisa berkembang menjadi gejala yang lebih kompleks, diantaranya:
  • Demam dan sakit kepala
  • Sakit dada
  • Batuk kering atau sesak napas
  • Sering merasa kelelahan
  • Kehilangan berat badan
  • Hepatosplenomegali (pembengkakan pada hati dan/atau limpa)
  • Limfadenopati (pembengkakan pada kelenjar getah bening)
Untuk kasus-kasus ringan, penyakit ini umumnya tidak memerlukan pengobatan. Namun untuk kondisi paling parah, artinya penyakit sudah menyebar ke organ lainnya, hal ini bisa berakibat fatal dan mungkin memerlukan obat anti jamur dan terapi. Namun, terapi histoplasmosis ini dapat menyebabkan efek samping serius dan mengharuskan penderitanya mendapatkan perawatan di rumah sakit yang cukup lama.

Dimana jamur H. capsulatum dapat ditemukan?
Pada umumnya jamur memilih hidup dan tumbuh di area yang basah dan lembab. Untuk jamur H.capsulatum biasanya tumbuh subur di tanah atau area basah yang terkontaminasi kotoran burung atau kotoran kelelawar, seperti daerah gua, tanah pertanian, tanah perkebunan, lahan galian konstruksi, area cerobong asap, dan area terkontaminasi lainnya.

Siapa saja yang berisiko terkena histoplasmosis?
Seperti sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, bagi pekerja yang setiap harinya beraktivitas di sekitar tanah yang terkontaminasi H.capsulatum berisiko tinggi terkena histoplasmosis, pekerja tersebut antara lain:
  • Pekerja proyek jembatan
  • Pekerja pembersih cerobong asap
  • Pekerja konstruksi
  • Pekerja pembongkaran bangunan
  • Petani
  • Pekerja perkebunan
  • Pekerja pemeliharaan sistem pemanas dan pendingin udara
  • Pekerja di laboratorium mikrobiologi
  • Pekerja pengendalian hama
  • Pekerja pemeliharaan bangunan bersejarah
  • Pekerja atap bangunan
  • Spelunker (orang yang mengeksplorasi gua)

Apa saja langkah pencegahan histoplasmosis yang harus dilakukan pekerja?
Meski penularan histoplasmosis dari seseorang ke orang lain sangat jarang terjadi, tetap saja spora jamur bisa menyebar cepat kemana-mana dan inilah yang membahayakan bila terhirup oleh pekerja. Menurut NIOSH, pengujian tanah untuk H.capsulatum juga dinilai mahal dan tidak praktis. Langkah lainnya, seorang HSE supervisor harus mengasumsikan bahwa tanah area tempat bekerja telah terkontaminasi dan segera mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Risiko infeksi jamur dapat dicegah atau dikurangi dengan cara sebagai berikut:
  • Menggunakan metode basah atau menyemprotkan air ke area yang berpotensi sebagai sumber penularan penyakit untuk meminimalkan terbangnya debu yang kemungkinan mengandung spora jamur.
  • Membersihkan koloni kelelawar dan burung di lokasi kerja dan menutup pintu masuk
  • Bila tingkat paparan spora jamur terbilang rendah, pekerja cukup menggunakan pelindung pernapasan (N95 respiratordisposable respiratorhalf mask respirator), pelindung mata (safety goggles), dan pelindung tangan.
  • Bila tingkat paparan spora jamur terbilang tinggi atau frekuensi terkena paparan dalam jangka panjang, sebaiknya gunakan pelindung pernapasan ((full face respiratorpowered air purifying respirator (PAPR)), pakaian pelindung sekali pakai (disposable coverall), pelindung tangan, dan penutup sepatu (shoe covers).
  • Jangan lupa lepaskan pakaian pelindung dan penutup sepatu beserta APD lainnya saat hendak meninggalkan area kerja
  • Sebelum memulai pekerjaan, pekerja sebaiknya memahami faktor risiko dan pengendalian dari histoplasmosis.


Semoga Bermanfaat, Salam safety!

Hey there, I'm Safety Squad!

Share This Post

Comments

    Blogger Comment
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar