Sumber: www.SafetySign.co.id
Sebagian pekerja di sektor konstruksi atau pertambangan mungkin pernah berpendapat bahwa mengikuti
toolbox meeting terkadang terasa membosankan, karena materi yang disampaikan "itu-itu saja" dan selalu diulang-ulang. Bukankah kita semua tahu kalau keselamatan dan kesehatan kerja itu penting. Lantas, mengapa
toolbox meeting harus dilakukan berulang-ulang?
Sebagai pekerja konstruksi atau pertambangan, sebetulnya ada beberapa hal penting yang perlu Anda pahami mengenai toolbox meeting ini. Apa itu toolbox meeting dan mengapa harus dilakukan rutin sebelum memulai sebuah pekerjaan?
Bagi Anda yang bekerja di sektor konstruksi atau pertambangan mungkin tidak asing lagi mendengar istilah toolbox meeting. Toolbox meetingatau safety talk merupakan pertemuan singkat yang umumnya
dilakukan pada pagi hari sebelum dimulainya pekerjaan yang dipimpin oleh supervisor atau safety officer. Rapat singkat ini biasanya membahas topik keselamatan dan kesehatan kerja yang bervariasi. Mulai dari review pekerjaan sebelumnya, pembagian tugas kepada masing-masing pekerja, prosedur kerja, dan paling penting adalah mengingatkan kembali kepada seluruh pekerja mengenai K3.
Mengapa materi toolbox meeting akan pentingnya K3 selalu disampaikan berulang-ulang? Inilah yang perlu dipahami para pekerja, pengulangan materi toolbox meeting bukan berarti Anda dianggap belum tahu, tetapi hal ini merupakan suatu proses internalisasi atau proses pembentukan budaya K3 (safety culture) di perusahaan Anda.
Tujuannya tak lain agar setiap tahapan pekerjaan yang Anda lakukan harus selalu memperhatikan aspek K3. Aspek tersebut harus selalu dilibatkan dan diutamakan dalam membuat perencanaan maupun
pelaksanaan pekerjaan. Baik meliputi penggunaan alat pelindung diri (APD), pemasangan rambu-rambu K3, hingga metode pelaksanaan pekerjaan itu sendiri harus mempertimbangkan aspek K3.
Terutama bagi pekerja di sektor konstruksi atau pertambangan yang angka kecelakaan kerjanya terbilang masih tinggi, toolbox meeting ini bisa dijadikan penunjang dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan mendiskusikan berbagai masalah pekerjaan terkait K3 serta pelaksanaannya di lapangan.
Siapa saja yang ikut dalam toolbox meeting?
Supervisor, safety officer, serta seluruh pekerja yang terlibat dalam suatu pekerjaan tertentu. Khusus untuk industri gas dan minyak bumi, foreman dan engineer juga wajib mengikuti toolbox meeting.
Bagaimana pelaksanaan toolbox meeting agar tidak membosankan?
Toolbox meeting yang dilakukan secara rutin dan bertujuan menekankan pentingnya penerapan K3 dalam suatu pekerjaan, pastikan pertemuan singkat ini menjadi sesuatu hal yang menyenangkan. Sebagai supervisor atau safety officer yang menjadi koordinator meeting, Anda harus mencari cara agar toolbox meeting tidak membosankan. Berikut trik yang dapat Anda praktekkan saat melakukan toolbox meeting:
1. Menggunakan pendekatan baru dengan studi kasus
Agar pekerja lebih antusias dan termotivasi mengikuti toolbox meeting, alangkah baiknya jika Anda menggunakan pendekatan atau metode baru. Salah satunya dengan studi kasus, Anda bisa menceritakan contoh kasus sesuai pekerjaan yang hendak dilakukan, kecelakaan kerja, atau berhubungan dengan audiensi.
Sumber: www.SafetySign.co.id
2. Menyampaikan informasi atau isu terbaru terkait K3
Selain membahas mengenai prosedur kerja, potensi bahaya, dan pengendaliannya, Anda juga bisa menambahkan informasi menarik dan ter-update yang berhubungan K3 atau pekerjaan yang akan dilakukan. Materi ini tentu akan disukai para pekerja karena memberikan informasi baru bagi mereka, terutama bagi pekerja baru.
3. Libatkan pekerja dalam toolbox meeting
Ajak para pekerja untuk lebih aktif menyampaikan pendapatnya dalam toolbox meeting. Anda bisa meminta pendapat para pekerja mengenai suatu topik. Selalu respons setiap pertanyaan yang diajukan oleh audiensi meeting. Terjalinnya komunikasi dua arah antara supervisor atau safety officer dengan pekerja menjadikan toolbox meeting berlangsung lebih akrab dan hangat. Keaktifan pekerja dalam toolbox meeting dapat mencerminkan kepedulian mereka mengenai penerapan K3 di tempat kerja.
4. Buatlah toolbox meeting yang ringkas, padat, dan jelas
Penyajian materi yang bertele-tele hanya akan membuat suasana meeting jadi membosankan. Selain pemilihan topik yang menarik, pastikan pembahasan juga dibuat ringkas, padat, dan jelas. Pastikan juga
waktu toolbox meeting tidak melebihi 10-15 menit. Adapun hal-hal yang dijelaskan dalam toolbox meeting, di antaranya:
- Pekerjaan yang akan dilakukan, termasuk prosedur pelaksanaannya.
- Bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
- Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan secara benar dan aman.
- Tindakan pengendalian bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
- Isu atau informasi terbaru mengenai K3 atau berhubungan dengan topik yang diangkat.
5. Berikan penghargaan kepada pekerja yang aktif menerapkan K3
Penghargaan atau reward juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kinerja dan memotivasi pekerja agar bekerja lebih baik lagi. Namun, penghargaan di sini bukan terkait pemberian bonus dalam bentuk materi atau hadiah lainnya, tetapi dalam bentuk sertifikat kepada pekerja yang telah melakukan pekerjaan dengan baik dengan menerapkan K3.
Meski waktunya terbatas, pelaksanaan toolbox meeting tidak boleh main-main. Supervisor atau safety officer yang bertugas sebagai koordinator harus merencanakan toolbox meeting sebaik dan se-efekif
mungkin. Pastikan semua pekerja yang terlibat memahami apa yang telah dijelaskan pada toolbox meeting. Anda dapat mengeceknya dengan cara bertanya dan membenarkan pendapat dari pekerja
Semoga Bermanfaat. Salam safety!
Blogger Comment